Badai Lesus yang menghantam wilayah tempat kerjaku terjadi pada jum’at 07 November sekitar pukul 15.00. Tepat saat aku perjalanan kembali dari terminal jombor untuk mengantar stwn, yuda, ryan_oke, aji dan tiga rekan KPLI Magelang untuk berangkat ke Bali menghadiri ILC 2008.
Hujan yang datang tiba-tiba dengan deras setelah panas terik, seharusnya mengingatkanku akan bahaya lesus ini. Sepanjang ring-road utara, dari perempatan jalan magelang hingga perempatan kentungan, aku mengalami hujan yang aneh, kadang deras, kadang gerimis, bahkan serasa di kejar atau bertabrakan dengan hujan.
Saat menyusuri jalan Kaliurang, aku melihat awan mengabarkan berita yang tidak baik. Saat itu, aku berpikiran untuk bergegas kembali ke kantor untuk berteduh. Saat berhenti di perempatan MM UGM, tanda-tanda badai ini pun timbul. Listrik mati yang menyebabkan lampu lalulintas tidak bekerja, dan plank di depan kantor polisi di perempatan itu ada yang roboh. Sedikit keselatan, aku melihat ada pohon yang roboh.
Ouw.. mungkin ini dia penyebab listrik mati..
Tanpa pikir panjang aku makin melaju ke selatan. Melewati samping Balairung UGM, ranting-ranting pohon makin banyak yang tersebar di jalanan. Ukuran ranting pun kian besar ketika aku melewati komplek Grha Sabha Pramana.
Jalanan makin dipenuhi kayu-kayu. Tidak ada arus kendaraan yang keutara. Semua kendaraan yang ke selatanpun berjalan tidak aturan untuk menghindari kayu yang berserakan.
Wew.. angin yang besar juga rupanya..
Lalu lintas pun mentok di dekat perempatan purnabudaya. Aku mencoba mencari jalan tembus agar bisa segera sampai ke kantor.
Pohon-pohon roboh ini harus kuhindari!
Baru saja aku menepi ke sisi barat jalan. Aku melihat di arah selatan ranting berterbangan. Sejurus kemudian melihat ke barat, ada pohon besar yang tumbang di dekat jalan masuk Fakultas Farmasi. Aku terdiam sejenak
Hal yang terburuk.. belumlah terjadi..
Aku turun dari motor. Arus kendaraan dari jalan di depan Fakultas Farmasi menunjukkan bahwa ada hal yang tidak beres disisi sardjito sana. Sesuatu yang “mengusir” lalulintas untuk memotong jalan ke jalan kaliurang.
Aku merasakan angin dari barat makin kencang. Seolah-olah jalan itu menjadi lorong angin yang sangat besar. Aku mencoba bertahan dari hantaman angin dengan merapat ke dinding pagar PPB. Aku terus melihat keselatan, kondisi disana makin buruk. Dahan bercampur air membumbung ke udara tidak karuan. Udara di atasku pun terasa berputar-putar menghisap apapun yang ada dibawahnya sambil bergerak tak tentu arah.
Saat itu pula aku menyadari, dan juga beberapa orang di sana, bahwa kami berada di mata badai.
Berbagai macam orang menyarankan berbagai macam solusi. Ada yang menawarkan untuk berlindung di gedung LPPT. Ada yang menyarankan berpegangan erat dengan apapun yang kuat. Ada pula yang terdiam takjub dan terpana melihat kekuatan Sang Khaliq berputar diatas kepalanya.
Entah aku bertahan berapa lama, sepuluh menit kukira cukup lama untuk hitungan mata badai yang bergerak. Setelah angin cukup reda, aku segera melanjutkan perjalanan untuk kembali kekantor. Aku ingin segera menenangkan diri dari peristiwa dahsyat tadi.
Tapi rupanya usaha kembali ke kantor juga tidak semudah itu.
Jalan di depan Grha Sabha Pramana tertutup oleh robohan kayu. Jalan yang melewati di depan pusat studi pariwisata, yang persis pintu masuk ke kantor, tertutup oleh kayu dan kabel. Jalan yang ada di utara BNI UGM juga tertutup oleh kayu-kayu. Aku coba melewati kopma, menyusur rapat masuk ke parkiran GMC. Merapat terus menghindari kayu dan kabel hingga akhirnya aku berhasil masuk ke boulevard ugm.
Lega rasanya. Aku pacu kendaraan dengan sedang menuju kantor sambil melihat dapat kerusakan dari lesus tadi.
Tapi ternyata. Setelah sampai didepan kantor. Kantorku rusak parah. Jalan masuk terhalang oleh robohan pohon besar. Tower tinggi yang membagikan jaringan inherent, roboh tak tersisa. Genting-genting bertebaran membuat air hujan masuk ke dalam ruangan dengan mudahnya.
Habis sudah.
Impianku untuk menenangkan diri di kantor pupus sudah. Berganti dengan suasana mencekam saat evakuasi mesin-mesin kantor.
NB: foto-foto yang berkaitan akan menyusul
uh..dramatis banget…
seolah2 aku liat mas fathir ada di film2 π
(dance)
[…] Baca ini saja: http://nugrahadi.pramono.info/2008/11/07/ugm-code-red/ https://fathirhamdi.wordpress.com/2008/11/07/badai-lesus-07-november-2008/ […]
Semangat buat temen2 di PPTiK.
Semoga infrastuktur segera pulih.
Sabar yah…
Ini ada koleksi foto tambahan http://www.flickr.com/photos/alvonsius/3010944108/
[…] Tidak lupa andre dan winda merekam moment ini dalam kamera mereka, dalam bentuk video singkat. Dan mas fathir juga menjadi saksi peristiwa ini, karena di moment ini dia tepat berada dalam perjalanan pulang […]
duh!puting beling kmren yah,klo q cmn denger dr ttangga n tmenQ,g tau knp hari itu Q g ksitu_daerah situ_ngeri jg,jd inget gempa jHe..sbnere mo liat videoNya,pi Lom sempet,yG smaNgat deH,kyk LiNtaNg,hee
Iya mas ngeri bgt kemaren itu, dr tempat kerjaku di Karangasem keliatan bgt.. Ngerii..
waduh, serasa liat film twister, tapi versi kenyataan… Untung ga kenapa2 ya…
@adzymaniac
tapi ini kenyataan ji..
@milisdad
sama-sama pak.. π
@tiA
sep.. yang semangat π
@OB
ho oh.. ngeri banget..
@tuxer
alhamdulillah.. nggak kenapa-napa
[…] Badai Lesus, 07 November 2008 […]