Komik Knight of Apocalypse karya Is Yuniarto merupakan komik lokal Indonesia. Komik ini dibantu oleh John G Reinhart sebagai Co-Writer/Background Artist dan Aswin Agastya pada original script. Gaya gambar Is Yuniarto aku kenal melalui lomba komik Ragnarok Online yang diadakan oleh megindo, yang karyanya bercerita seorang Knight yang mempertahankan Prontera dari serangan Orc.
Komik dari windriderstudio ini merupakan terbitan sendiri, dengan berbagai macam media partners yang membantu distribusi dari komik ini. Aku sendiri mendapat Knight of Apocalypse langsung pada volume 2 di Toga Mas tanpa sebelumnya mengetahui volume 1-nya. Untuk concept story-nya, Knight of Apocalypse ini cukup berat. Character yang di angkat cukup banyak dengan latar belakang karakter yang berbeda-beda. Seperti yang diceritakan oleh Is Yuniarto di dalam komiknya, bahwa konsep cerita Knight of Apocalypse awalnya di buat untuk game RPG.
Cerita yang cukup kompleks ini, menurutku terlalu padat kalau hanya di jabarkan dalam tiga volume komik, tapi mungkin karena kendala tenaga, biaya dan lain sebagainya, jadi bisa dimaklumi. Cerita ini juga tidak mengangkat tokoh antagonis yang pure-black. Setiap character yang ditampilkan di komik ini memiliki berbagai macam tujuan yang pada niat awalnya baik, hanya cara dan kepentingan saja yang membuat character-character ini saling bersinggungan dan bermusuhan.
Pada tulisanku kali ini, aku tidak akan mengulas tentang cerita dari Knight of Apocalypse, tapi lebih pada bagaimana komik ini berhasil membuat aku menuliskan review untuk komik ini. Aku salut dengan kemampuan Is Yuniarto. Is Yuniarto mampu membuat gambar dengan cukup stabil. Karakter Lex yang ditampilkan dapat digambarkan dari berbagai macam sisi dan gerakan sehingga pembaca tidak kesulitan untuk membedakan masing-masing karakternya. Kestabilan gambar ini dapat terus terjaga hingga beratus-ratus halaman. Mungkin inilah yang disebut sebagai komikus pro. Tapi proses ini pun dapat tercapai juga jika para komikus lain dapat terus mengasah kemampuan menggambarnya.
Permasalahan umum yang dihadapi para komikus lokal untuk membuat suatu karya yaitu kontinuitas. Kontinuitas ini bisa berarti ketekunan untuk terus menggambar sampai ratusan halaman dan terus dapat mempertahankan kestabilan gaya gambarnya sehingga jika dilihat halaman pertama dan halaman terakhir tidak memiliki gaya gambar yang berbeda. Untuk masalah kontinuitas ini lebih banyak ke masalah jam terbang dan pengalaman. Kesempatan untuk mempublikasikan karyanya juga dapat memacu komikus-komikus lokal untuk dapat berkarya dengan lebih baik.
Is Yuniarto termasuk orang yang beruntung. Dia tetap dapat mempertahankan keteguhannya dalam mengambar dan berhasil mendapatkan sponsor sehingga dapat lebih nyaman dalam mempublikasikan karyanya tanpa tekanan. Semoga nantinya banyak komikus lokal lain yang juga mendapat kesempatan untuk mempublikasikan karyanya.
Jika mengingat pengalamanku sebelumnya, untuk menerbitkan komik di perlukan menunjukkan sample gambar dan cerita. Setelah sample gambar dan cerita diberikan. Berbagai macam masukan datang dari pihak penerbit. Aku pun coba mengikuti kemana arah saran si penerbit menginginkan karyaku jadinya. Hingga muter-muter cukup lama yang akhirnya aku berkesimpulan penerbit ini tidak berniat untuk menerbitkan karya yang ku buat. Macam-macam alasannya. Yang cerita terlalu rumit, tidak realistik, terlalu realistik, karakter tidak jelas, dan lain sebagainya. Padahal memang cerita itu awalnya kubuat seperti itu untuk memahami harus mengikuti ceritanya secara keseluruhan. Sempat kepikiran juga seperti Is Yuniarto untuk mempublikasikan sendiri karyaku itu, tapi sayang, selain kendala biaya, tenaga juga sudah habis untuk menuruti keinginan penerbit yang membingungkan. Tapi walaupun penerbit bersikap seperti itu, aku tidak bisa menyalahkan pihak penerbit juga, aku menganggap itu hal yang wajar, karena urusan di penerbitan juga bukan urusan yang sepele. Aku beruntung, sempat juga berada di pihak penerbit walau sesaat, sehingga apa yang kuhadapi dari penerbit dulu itu bisa kupahami. Saat ini, aku ingin mengamati saja perkembangan komik lokal. Semoga saja dalam waktu dekat, komik lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
URL yang terdapat di komik Knight of Apocalypse
- WindRiderStudio – windriderstudio.com
- Is Yuniarto gallery – vanguard-zero.deviantart.com
- animasi windrider – youtube.com/windriderpro
- Friendster Is Yuniarto – friendster.com/isyuniarto
- OST – myspace.com/thefelinecomplex
hehe..
sepertinya cukup menjanjikan nih ..
segera menuju ke TKP 😀
@lelouch
selamat menikmati ajah 😀
[…] pengen tahu reviewnya, ada di Jawa Pos online, blog fathirhamdi, Jawa Pos edisi kemarin Jumat (aku ga ada link ataupun skrinsyutnya […]
Halow Faithtear! Terimakasih buat reviewnya yah 😀 udah baca KoA volume 3? hehehehe
@Is Yuniarto
sama-sama 🙂
Wah, mangaka indonesia untuk Indonesia! Hm.. (Q jd ber api2!) Bang I’s, bsk ada lmba manga Lyto(lg)! Q iqut, n Q brtekad untuk jd juara!!
Wait 4 me!!
@Dio.enola
wah.. semangat! semangat! 😀
As the admin of this web site is working, no question very shortly it will be renowned,
due to its quality contents.