Untuk melakukan pengurusan passport, Keimigrasian adalah tempat yang perlu kita tuju. Aku sendiri dalam mengurus passport sempat tertunda beberapa bulan karena kesibukan yang sukar di tinggalkan, dan untuk ke Keimigrasian Yogyakarta memang diperlukan waktu yang luang.
Pertama kesana, aku membeli dulu formulir untuk untuk permohonan passport, setelah diisi, ternyata memerlukan syarat KTP asli dan fotocopy-nya, lalu kartu kelurga asli dan fotocopynya, plus akte kelahiran.
Nah.. setelah dari pendaftaran ini, kemudian diproses untuk melakukan wawancara.
Disinilah keanehan dimulai.
Awalnya aku ditanyai membuat passport untuk keperluan kemana. Aku jawab sekenanya saja
Ibu Pewancara: “ini fotocopy passport lamanya mana mas?”
Jawaban Aku: dengan sedikit heran “bikin baru ini bu.”
Ibu Pewancara: “o0o.. bikin baru ya…” setelah dibolak balik syarat yang disertakan “akte kelahinrannya yang asli mana?”
Jawaban Aku: ‘Busyet!’ Pikirku, akteku yang jadul gitu ditanyain aslinya.. “Yang asli susah dicari bu, ini aja legalisir langsung pakai fotocopy-nya bisa” jawabku sekenanya.. padahal legalisir akte kelahiranku yah.. sudah terhitung jadul.. lha wong.. sisa dulu waktu mau SMU š
Ibu Pewancara: si Ibu pewancara cuman manggut-manggut saja
Ibu Pewancara: “tujuannya kemana?”
Jawaban Aku: Berhubung aku kebetulan punya saudara yang saat ini tinggal di Belanda, dan aku males harus njelasin panjang lebar kalau aku jawab ‘untuk verivikasi di paypal‘, maka aku jawab aja.. “Belanda”
Ibu Pewancara: “Ke Belanda dengan siapa?”
Jawaban Aku: wuit.. pertanyaanya makin aneh.. karena kebetulan kakak iparku juga mau berangkat ke Belanda, maka asal aja aku jawab “Dengan kakak ipar.”
Ibu Pewancara: “Kalau begitu minta fotocopy passport kakak ipar.”
Jawaban Aku: “passport kakak ipar juga baru dibuat”
Ibu Pewancara: “Gimana?” dengan wajah heran
Jawaban Aku: “passport kakak ipar juga baru dibuat” dengan suara lebih keras
Ibu Pewancara: “Waduh.. kalau begitu belum punya pengalaman dong!” balas di ibu pewancara dengan ekspresi bingung
Jawaban Aku: ‘Ya jelas lah!!’ lha wong namanya juga bikin passport baru, tentu saja belum punya pengalaman ke-luar negri, kok ya komentar-nya aneh-aneh
Ibu Pewancara: “Kakak ipar kamu ngurusnya di mana?”
Jawaban Aku: “Di kantor sini juga bu”
Ibu Pewancara: “Waduh!” si ibu tampak bingung
Ibu Pewancara: “Kok kamu ngurusnya nggak bareng sama kakakmu itu?”
Jawaban Aku: ‘Yee.. ya terserah gue dong!’ masak ngurus passport, waktunya harus bareng-bareng gitu. Mendengar pertanyaan itu, aku cuman menyeringgai saja, nggak ngerti arah dari pertanyaan ini.
Ibu Pewancara: “ini… kamu sama kakakmu ini, ke belanda urusannya apa?”
Jawaban Aku: “Menjenguk keluarga”
Ibu Pewancara: “hubungannya apa?”
Jawaban Aku: “kakak”
Ibu Pewancara: “Kakakmu disana?”
Jawaban Aku: “iya”
Ibu Pewancara: “Kakakmu disana ngapain?”
Jawaban Aku: Lah… ini orang kok pengin banget tahu urusan orang.. yah.. aku jawab singkat saja “Sekolah”
Ibu Pewancara: “Ini kamu kesana sendiri, atau kakakmu tahu?”
Jawaban Aku: “ya?”
Ibu Pewancara: “kakakmu tahu kalau kamu mau kesana?”
Jawaban Aku: Pertanyaannya makin aneh.. emang apa hubungannya aku ke belanda dan kakakku tahu aku ke Belanda.. karena nggak paham maksud sebenarnya dari pertanyaan ini, aku jawanb saja.. “iya”
Ibu Pewancara: “Kalau gitu, minta sertakan juga undangan dari kakakmu itu”
Jawaban Aku: “ha?” aku makin heran.. undangan? undangan apa maksudnya? aneh-aneh saja
Ibu Pewancara: “jadi gini.. kakakmu suruh kirim fax yang isinya memang mengundang kamu kesana” Jelas si ibu pewancara sambil menggerakkan tangannya menggambarkan proses kertas keluar dari mesin fax
Jawaban Aku: “Kalau email gimana?” Males banget harus pakai fax!, udah nggak punya mesin fax, mana harus bilang dulu ke wartel buat nerimanya, dan juga musti bilang ke kakakku buat ngefax, mana nggak jelas juga ntar kakakku kena biaya berapa buat ng-fax dari belanda sampai sini.
Ibu Pewancara: Si ibu pewancara diam sejenak. “Ya.. itu juga bisa..”
Jawaban Aku: Hmm.. kalau email lebih mudah.. apalagi melihat tanggapan dari si ibu pewancara.. tinggal bikin header mail palsu dan isi yang sesuai dengan yang diinginkan.. jadi deh.. email dari kakakku, tanpa perlu ngrepotin kakakku š
Ibu Pewancara: “Sama nanti minta fotocopy kakakmu yang dibelanda itu ya”
Jawaban Aku: Hmm.. aku nggak tahu, kakakku di belanda ntar repot nggak kalau fotocopy, tapi aku ingat kalau passport itu bisa di jepret pakai foto biasa, terus gambarnya tinggal di send saja, lebih simple, jika ditanyain nggak jelas.. ya.. dibantah aja.. aslinya seperti itu.. huehehehe
Ibu Pewancara: “Kamu tahu berapa biaya ke Belanda?”
Jawaban Aku: “tahu” jawabku pendek karena dah mulai males denger pertanyaan-pertanyaan aneh seperti tadi
Ibu Pewancara: “Mahal lho!”
Jawaban Aku: halah! masalah mahal sih dah tahu.. ngapain juga di tegasin lagi
Ibu Pewancara: “Kamu punya uangnya?”
Jawaban Aku: halah! pertanyaannya kok kayak gini, secara aku dah males nanggapinnya, lagi-lagi aku balas pendek “punya”
Ibu Pewancara: “Lho kamu kan masih mahasiswa, dapat uangnya dari mana?”
Jawaban Aku: anjrit! kok dibantah sih?! ya udah.. aku jawab aja “saya dah kerja” dengan nada yang mulai ketus
Ibu Pewancara: “Dah kerja? kok disini ditulis mahasiswa?” balas si ibu pewancara sambil mengetuk-ketuk form-ku di bagian pekerjaan.
Jawaban Aku: wek!! sempat mati kutu sebentar, ya.. disitu memang aku menulisnya mahasiswa, karena wajar saja.. jeda aku beli formulir dan wawancara ini kan terpaut beberapa bulan, bahkan melampaui tanggal aku wisuda. Karena males juga ntar dijawab kok tidak konsisten, maka aju jawab jadi “nyambi bu”
Ibu Pewancara: “nyambi dimana?”
Jawaban Aku: ih.. ini orang masih ngotot juga tanyanya.. “di UGM”
Ibu Pewancara: “Kalau gitu minta SK-nya sama fotocopy-nya”
Jawaban Aku: argh!! tidak! kok syaratnya makin aneh-aneh.. sebenarnya SK kerja-ku aku bawa sih.. tapi males aja kalau harus ngopi apalagi kalau ntar di tanyain lagian juga.. buat apa SK kerjaku diminta.. ih! akhirnya aku jawab aja “SK-nya belum dibuat” jawabku ketus
Ibu Pewancara: “Lho? kok bisa?” si ibu pewancara ngeyel
Jawaban Aku: “Saya honorer, jadi SK-nya menyusul” jawabku makin ngasal
Ibu Pewancara: “emang seperti itu bisa ya?”
Jawaban Aku: “ya! bisa!” jawabku ketus
Ibu Pewancara: “Kamu disana kerja apa?”
Jawaban Aku: “sysadmin!” jawabku pendek
Ibu Pewancara: “itu apaan?”
Jawaban Aku: walah!! ini orang kok nggak tahu sysadmin.. eh.. sebenarnya nggak sepenuhnya salah sih.. tapi kok ya.. sysadmin ditanyaain gitu! ya udah.. aku jawab makin ngawur aja biar nggak perlu menjelaskan panjang panjang “Jaringan komputer”
Ibu Pewancara: “o0o” si ibu pewancara kayaknya makin bingung tapi nggak mau mengakui, mungkin bener2 nggak ngeh soal komputer š
Ibu Pewancara: “Kamu ini honorer yah? apa uangmu cukup?”
Jawaban Aku: yaelah! kok tanyanya jadi kayak gini.. nggak nyambung banget! dengan jengkel aku jawab saja “cukup!”
Ibu Pewancara: “cukup dari mana? kan gaji dari honorer itu sedikit”
Jawaban Aku: halah! tahu apa sih soal gajiku?! males banget lah nanggapinnya! “ditambah uang dari orangtua” jawabku ketus, males dan mulai emosi
Ibu Pewancara: “orangtua kamu tahu kamu ke Belanda?”
Jawaban Aku: “tahu!”
Ibu Pewancara: “orangtua kamu tahu kamu ke Belandanya pakai duit mereka?”
Jawaban Aku: “tahu!” jawabku makin males dan makin emosi
Ibu Pewancara: “kalau gitu tambah surat ijin orangtua ya”
Jawaban Aku: What!! emangnya aku umur berapa kok musti pakai surat ijin orangtua! wakh!! gara-gara syarat ini emosiku makin memuncak dengan cepat..
Ibu Pewancara: “Nanti ditulis disitu kalau orang tua kamu mengjinkan kamu ke Belanda, dan ditandatangai ayah dan ibu ya.”
Jawaban Aku: sh*t!! f*ck!! another fake document!! hanya itu yang ada di pikiranku! sebenarnya kalau aku bantah lagi sih bisa, biar surat ijin orangtua itu tidak disertakan, tapi karena emosi sudah ada di ubun-ubun, sudah pengin meledak saja, akhirnya aku hanya diam saja menahan emosi atas syarat yang aneh-aneh itu.
Ibu Pewancara: “ya udah, itu tadi syarat-syaratnya, surat undangan kakak, fotocopy passport kakak, sama surat ijin orangtua. Kalau kamu nggak bisa menyiapkan semua syarat itu, kamu nggak boleh foto”
Jawaban Aku: Setelah menerima surat untuk foto, aku segera keluar ruangan dan pulang dengan darah yang mendidih.
Setelah tanya info sana-sini tentang keimigrasian dan pembuatan passport, ternyata proses wawancata akan berjalan lebih lancar kalau kita jawab keperluannya hanya jalan-jalan, sebagai turis. Kalau jawabnya yang lain, ya.. jadinya malah makin rumit dan diminta syarat tambahan macem-macem dan tidak standart (tiap person bisa beda2 karena bisa ditawar)
Setelah dapat info itu, aku malah jadi penasaran.. coba jika aku dari awal njawabnya “bukan untuk ke luar negri kok bu, tapi untuk ngurus account paypal“, ntah.. ntar minta syaratnya lebih aneh lagi atau nggak.
oh ya, wawancara pembuatan passport ini aku lakukan tanggal 12 september 2007 yang lalu.
UPDATE 22/04/2010 : verifikasi paypal sekarang sudah tidak memerlukan passport, cukup dengan rekening bank terdaftar. ironisnya sampai sekarang account paypal-ku masih belum verified karena dibuat dari generasi lampau. verifikasi-nya jasi nyantol
semiliar dibagi sepuluh juta
=
cepek deh…
Busyet, ribet amat sih? Si Amat aja nggak ribet.
BTW account paypal-nya mo buat apaan sih ya?
@ ryan_oke
coba waktu itu ada si Amat š
account paypal-nya untuk merintis usaha.. hehe š
wah imigrasi jogja makin rumit ya š
Alhamdulillah pas bikin dulu, aku gak rumit2 amat wawancaranya … bilang aja, “ibu mau saya laporin ke perusahaan rokok? biar dijadikan iklan yang mirip iklan rokok yang tukang cap keluarahan itu ?” š
@ Andri Setiawan
haha.. iya.. padahal dari info yang aku denger setelahnya.. kalau kita bilang tujuannya untuk jadi turis.. urusannya jadi lebih mudah.. š
Teman saya jawabnya. “Iseng-iseng aja, bu!” ee langsung dikasih.
He he lucu kisahnya.
@ infogempa
wah.. dijawab “iseng-iseng” juga bisa yah? š
salam kenal,
saya dan suami beruntung sekali ketika bikin pasport tinggal dateng lalu foto dan tanda tangan, gampang ya? soale ada mahasiswaku yang suka ngurusin pasport para ABK kapal milik Pertamina, jadi ada jalurnya
eh udah gitu kami ga bersyukur banget, sampai pasportnya kadaluwarsa kita belum pernah memakai untuk keluar negeri ha..ha..
Sekarang kita mau ngurus lagi, enake diperpanjang atau bikin baru lagi ya?
@ mamaendang
Lebih baik diperpanjang saja.. semoga mengurusnya tidak berbelit.:)
tear.. jangan2 ibuknya naksir kamu.. makanya dilama-lamain… biar balik lagi.. atau nggak pengen di jodohin ama anaknya… hahaha
@ wisnu
wakakaka.. sayangnya ibu-nya dah masuk ke banlist di kepala ku je.. jadi kayaknya ogah deh buat ketemu ibu itu lagi.. :p
Mas, mungkin dipersulit di Imigrasi karena wajah sampeyan mirip orang2 yang habis Jihad di Irak dan di Afghanistan… coba penampilan di rubah kayak Ruud Gulit, pasti lancar deh …
@ purakrisna
Kalo kaya’ Ruud Gulit, ntar dimintai duid tambahan dengan alasan nambah devisa mas :p
haluu..lam kenal š
kebetulan pas lagi nyari2 syarat resmi yg dibutuhin bwt bikin pasport, aq nemu blog ini..
bulan juli 2007 kemarin aq jg bikin passport di Keimigrasian Jogja dan sempet bolak-balik ngurus dokumen yang ga lengkap-lengkap (makanya waktu ditanya temen syaratnya apa aq cm cengok..lupa, saking banyaknya.. :D)
anyways..ternyata pengalaman qta sama..waktu itu aq juga disuruh bikin surat pernyataan orang tua yang ber-MATERAI (like i’m thirteen or something) -_-‘ amit-amit d…tapi karena udah cape, males bantah bapaknya yg wawancara..cuma nanya “boleh tulis tangankan pak??” setelah dijawab boleh, aq keluar-nyari kertas-nulis surat pernyataan-beli materai dsana (yg ternyata lebih mahal 500 rupiah) dan minta tanda tangan bokapku yg jg ada disana buat bikin PASSPORT!!
pliss dunk..padahal bapak pewawancara udah tau klo aq pergi ma keluarga..masih keukeuh jg minta surat pernyataan bermaterai… syarat yg konyol dengan alasan yg konyol itu mungkin cuma diadakan buat nambah pemasukan dari “pembelian materai”…hehe..itu yg aq pikirin waktu keluar dari keimigrasian dengan sisa-sisa kejengkelan.. :)) kira-kira kejadian kek gitu terjadi juga ga ya di kantor keimigrasian di kota lain?
@ Anindita
yah.. mungkin ini juga salah satu pembenaran istilah ungkapan “kalau jujur, malah bikin repot” (jujur hancur//jujur ajur)
emang mas,-
Beribet.
Yang indonesia aja bribet,-
Skarang sy juga lgi pusing urus visa US.
Kedutaannya rapet, takut kali ya,-
Bnyk masalah sih..
Bikin mumet.
@ ari budi
Hmm.. hubungan ke international ternyata tidak semudah yang dikira…
ampuwwwwnnn…
wawancaranya sepertinya sangAAAd memerlUkan bAnyaK energy yeah….
adoh..adoh…
taapi saya sampaikan sukses yahh telah lolos daRi ibu2 pegawai imigrasi yang suPer duPer ANEH ituw…hehehehe
@eSti
terima kasih.. š
haha,,,
ga segitunya kaliii……
aku cuma wawancara 5 menit, bereees…
yg pasti syarat kudu lengkap, itu aja..
pas ditanya mau kemana, aku jawab aja “ada rencana ke Bangkok” (padahal cuma rencana)
suruh tanda tangan, beres deh.
nb : baru tau kalo paypal butuh verifikasi pake paspor segala,,,
Paspor itu bukan seperti ktp atau identitas yg lain bos
Jd wajar ibu td mewancarai anda dengan detail!
Sama hal nya anda ngurus visa ke amerika misalnya!
Malah d embassy US diminta saldo rek anda ada brapa nilainya!
Jd no offens, ibu itu cuma melaksanakan tugasnya!
Wah senasib neh ma ak.
Sekarang ak lagi ngurus paspor di imigrasi jogja. Gondok banget. Dulu pertama dateng ak daftar formulir di kembalikan karena pekerjaanku sekarang gak sesuai dengan KTP. Ak balik tuh ke kampung urus surat keterangannya ampe kecamatan. waktu itu sempet di tanyain mau ke mana ? ak jawab ke malaysia. Tujuannya apa? Jalan2 sambil kunjuangan keluarga.
Nah kunjuangan ke dua tgl 21 apr 2010, otomatis dong ak PD.
dikasih sih surat buat besok foto tapi dengan syarat harus bikin surat sponsor dari saudara yg di malaysia berikut paspornya. Busettt dah……. kenapa tuh orang dari kemaren ga ngomong. Sedang ak harus foto + wawancara tgl 23 apr 2010.
Cape dwueh…….orang yg mau bikin paspor kita kok malah ngerepotin orang lain seh !!!
Marah2 lah ak ke bagian customer servis.
Pak, saya mau bikin paspor kok merasa di persulit sama petugas loket 2. Namanya pak Wahana. Mungkin karena gak enak di dengar banyak orang CS itu menerangkan dengan panjang x lebar. Dia bilang nanti yg memutuskan perlu gaknya seponsor si pewawncara. Ak suruh datang saja besok tanpa surat sponsor itu. Tapi ak gak yakin deh bisa langsung jadi. Jadi males mau nerusin proses. Ah, orang bikin paspor sendiri kok malah repot !!! Gimana mau maju negara ini.
@ quinnbe
kalau visa, syaratnya macem-macem itu wajar.. karena dengan mengantongi visa.. maka seseorang praktis punya hak buat menginjak tanah si penerbit visa.. lha ini kalau pasport.. kan untuk keluar negri masih ngurus visa lagi..
@ nyte_aza
ya begitulah…
sampai sekarang, aku juga masih kurang tahu.. apa alasan paling umum yang digunakan sehingga syaratnya bisa berbeda-beda… mungkin untuk memberikan gambaran bahwa keluar negri itu nggak gampang, keluar negri itu bikin kapok. Padahal pasport juga bisa digunakan untuk keperluan yang lain.. š
susah nya mau ke luar negeri….. aku kmaren juga ngurus paspor buat syarat kerja di kapal pesiar, walah.. ditolak, kata petugasnya harus melampirkan ini itu…… jadi males. jawabane yo calo.. birokrasi dab.. byuh byuh
sebenernya pertanyaan yang seribet itu bisa jadi untuk menghindari WNI dengan tujuan jalan-jalan, menjadi TKI dan terlantar… kan banyak tu yg menyalahgunakan paspor.
makanya pertanyaannya berantai dan kalo ada alasan mau bertemu keluarga, harus ada surat keterangan dari keluarga disana untuk bukti bahwa benar disana ada keluarganya. makanya jawaban paling simple itu untuk jalan-jalan aja.
persis sama yang gue alami, ribet ini itu… Gue Asli Semarang, tinggal di Solo. Kebanyakan kepentingan di Solo, iseng gue pergi ke imigrasi di Solo.
antri pertama: kisaran 2 jam dengan hasil “KK kurang tanda tangan Ayah”…
hari berikutnya antri lagi dengan sangat Pede nyodorin KK berisikan tanda tangan.
Sampailah pada proses wawancara yang PERSIS PLEK !!! dialami penulis, ditanya ngapain ke Belanda, Tantenya menikah berapa tahun dengan orang sana, berapa anak disana, yang minta kesana siapa, pekerjaan apa, dll
Dan paling dongkol si petugasnya bilang “Kok KKnya kamu tanda tangani sendiri bukan Ayahmu”…
“Lah!!! Saya menyaksikan sendiri bapak saya tanda tangan, apa ya saya suruh bapak saya kesini buat buktiin tanda tangan”. Gak tinggal diem, si petugas nyari-nyari kesalahan. Akhirnya nemu ketidak cocokan antara KTP dan KK
di KTP tertulis “karyawan” di KK tertulis “Mahasiswa”, suruh menyamakan dulu KTP dan KK,
Jadiiiiiiiiiiiiiii…………. Harus pulang kampung lagi ngurus Pembuatan KK Baru dengan kelengkapan RT RW Kelurahan Kecamatan.
Kudu Syabarrrrr
Sama banget nih pengalamannya. Saya ngurus di Kantor Imigrasi Bekasi sampe gondok bangeet. Asli, mending gausah bilang buat kerja deh. Bakalan ribet banget ngurusnya, surat inilah surat itulah. Langsung aja buat jalan-jalan. Cap. Jadi.
Petugasnya kaya yg ga punya pertanyaan penting yg harus ditanyain aja si..
kalau gitu mah ga usah ada wawancara aja..
Kasus gue hari ini nih
Iya kasus gue begini, gara2 ga pake calo kali ya. Gara2 urus sendiri jd dipersulit, nah sodara gue ga lengkap datanya pake calo gampang 3hari suruh foto langsung balik sm sidik jari.
interview passport emang kayak itil mekitil….asuuuuuuuu !!!!
Ini kejadian saya banget kemaren, kesel deh. Ampun! Gara2 ditanya mau kemana, saya bilang ke China. terus ditanya ngapain saya bilang mau ikut Camp! abis itu mulai deh ngejlimet. Si ibu yang naudzubillah sombong banget. kesel deh. Akhirnya pulang dg hasil yang nihil.
Mau kesana lagi, terus kalau udah gak berhasil mau pake calo aja. Gila, kesel banget, mendidih darah rasanya (bener tuh statement di atas, mendidih).
kemaren ku juga gitu, tpi aku lawan dengan aturan itu sendiri, coba tanyakan lagi ke petugasnya dia menolak orng untk membuat paspor dasarnya apa? kan hanya berdasarkan pendapat dan filing petugasnya aja,
sya bilang ke petugasnya lagi, apakah ada kelanjutan pasal undang2 tentang hal2 yang bisa menggugurkan si pemohon, malah petugasnya blengak blengok
Akhirnya balik lagi goal ga ci buat paspor ??
Pengalaman sama d tanya aneh ma pihak imigrasi knpa ktp daerah bikin d jkrta trus d jkrta tinggal ma sapa pas lihat paspor lama di buka2 d tanya aneh2 karna sudah banyak cap di kira kerja d suruh minta surat keterangan segala gagal deh jd Di suruh bikin d domisili sama pihak imigrasi
Aduhhh kakak , sama kmrn kayak aku
Jd kmrn aku buat paspor nahh sesi wawancara di kepala tuh udh mau jawab jalan2 .. ga tau kenapa (mungkin karena lapar) š š saya jawab kunjungan keluarga yg notabene saya ga ada keluarga di luar hahaha
Dan keluar lah itu berbagai macam pertanyaan dr si ibukota petugas Kanim .
Dan karena saya ga bisa memenuhi syarat FC paspor saudara .. akhirnya saya pulanglah dengan tangan kosong kwkwkw
Btw minta pendapat ka , saya mau ngajuin ulang lagi nih , niatnya Mao di Kanim lain jd mau saya blg aja jalan2 kira2 masih di persulit ga ya atau dia ungkit2 lagi masalah wawancara kita sebelumnya .
Thx before ka
@fransisca sama aku juga gitu masalahnya, btw klo boleh tau klanjutannya gimana ya? apa bisa daftar ulang lagi ke Kanim yang lain bagi tips dong kak