“Tua itu pasti, Dewasa itu pilihan”
Kira-kira seperti itulah kata-kata yang dituliskan oleh sebuah iklan yang di display beberapa waktu yang lalu.
Salah satu kedewasaan dapat dicapai dari kegagalan dan atau penolakan. Bahksa di Jepang ada ilmu yang disebut shippaigaku dimana orang mempelajari sebuah kegagalan.
Pendekatan dari satu person ke person yang lain tentunya memerlukan cara yang berbeda-beda, terlebih lagi pada hal-hal yang besar dan mengubah kebiasaan seperti bermigrasi.
Proses pendekatan dapat berlangsung cukup lama, lalu kita evaluasi perkembangannya. Jika semakin baik dan terus berangsur baik, baru kita propose untuk bermigrasi.
Jawaban bersedia ataupun tidak sanggup, itu murni merupakan hak dari person tersebut. Walaupun pada masa-masa pendekatan dan sosialisasi person tersebut tampak begitu welcome dengan kita, merasa begitu cocok dengan pola-pola kita, kita tetap harus menghargai keputusannya yang tidak sanggup bermigrasi
“saya tidak sanggup”
Perasaan kecewa memang ada. Sedih mungkin. Tapi jangan sampai berlarut-larut. Jangan buat persaan kecewa itu bertumpuk menjadi dendam, tapi terimalah dengan lapang dada. Toh jalan hidup tiap orang garis-nya berbeda-beda.
Dengan sabar dan mampu mengolah hati yang diliputi galau, resah dan kecewa, maka kitapun akan dapat menjadi sedikit lebih dewasa.
Teruslah berjalan. coba kembali mempropose person yang lain untuk bermigrasi.
ps:Tetaplah seperti biasa, diantara kita tak ada dendam kok.
Ooo… jadi menulis ini karena itu ya? Tetap semangat!
@ ryan_oke
he e
sedikit diubah kata-kata-nya.. agar kesannya tidak terlalu “vulgar”… 😀
btw, doain yah.. biar bisa segera ikutan juga.. 😀
Tetap semangat!