Sewaktu berkunjung ke blognya mbak Lita, aku membaca tulisan yang Menyoal Kimia, Organik, dan Alami. Disana mbak Lita menuliskan tentang tanggapan terhadap kesalahan dalam menggunakan istilah dalam bidang gizi dan medis.
Dengan penuh semangat ala saintis, mbak Lita menjabarkan tentang istilah-istilah mendasar yang menyebabkan pengaburan makna pada masyarakat, dan false claim pada suatu produk suplemen. False claim dari seseorang yang ditanggapi mbak Lita tadi dapat memberikan rasa takut, ketidakjelasan dan keraguan. Tiga hal tersebut aku sebut dengan istilah FUD (Fear, Uncertainty, and Doubt). Aku tidak tahu, apakah di bidang gizi dan medis istilah FUD dapat digunakan atau mungkin ada istilah lain yang memiliki makna yang sama. Dari tulisan mbak Lita, ada pemahaman yang aku tarik bahwa “suplemen bukanlah obat”. Klaim yang menyatakan pengobatan ramuan dapat menyembuhkan segala macam penyakit, dan obat yang diobatan oleh perusahaan farmasi adalah penyembuh yang buruk adalah FUD belaka.
Aku sendiri bisa merasakan, bagaimana usaha untuk menluruskan FUD yang terlanjur terburai ke masyarakat.
“Linux itu jelek, tampilannya nggak seindah windows”
“Kalau pakai Linux, MS Office jadi nggak bisa dipakai”
“Linux itu susah!”
FUD tersebut dihembuskan oleh pihak-pihak yang merasa terancam dengan kehadiran Linux. Lebih parah lagi dimana pengguna itu pakai windows saja belum mahir, sudah di takut-takuti dengan Linux.
Memang, testimonial orang terdekat dianggap sebagai fakta yang nyata. Padahal testimonial tersebut jelas sifatnya relatif dan sangat subjektif.
“Coba dulu saja pak..”
Hanya seperti itu yang bisa aku anjurkan. Setelah mencoba, baru mereka dapat meniliai sendiri bagaimana tingak kesulitannya.
Walaupun Testimonial positif juga bersifat subjektif, tapi hal ini juga perlu untuk memotivasi orang agar dapat bergerak.
Pada umumnya, orang-orang mencari pengobatan alternatif karena mendapat jalan buntu. Setelah periksa ke dokter kok ya nggak sembuh-sembuh, akhirnya mencoba pengobatan alternatif. Eits.. tapi tunggu dulu… biasanya orang seperti inilah yang sangat butuh bantuan penjelasan akan potensi yang dimiliki oleh ramuan yang diberikan. Orang yang putus asa biasanya akan dengan brutal mencoba sana sini, yang penting sakitnya bisa sembuh, nggak peduli kalau mengkonsumsi ramuan yang campur aduk dari berbagai sumber itu bisa menjadi racun dalam tubuh. Persis halnya dengan Pengguna yang sudah putus asa dengan virus yang menjangkiti komputernya. Segala macam anti virus dicoba, dari yang produksi perusahaan terkenal (tapi bajakan) hingga anti-virus lokal (yang bajakan juga). Semua panduan dan informasi dicoba, bahkan anti-virus palsu pun turut di babat-coba juga demi komputer-nya waras kembali. Tindakan brutal seperti ini sangatlah tidak menyehatkan, hingga akhirnya solusi terakhir yaitu install ulang dan merelakan semua datanya hanyut dilumat virus. Analogi install ulang untuk manusia apa yah? apakah itu berarti pasrah sampai kapan waktunya, atau malah menempuh jalan yang singkat untuk berakhir?
Yah.. walaupun tulisan kali ini campur aduk antara medis dan komputer, tapi pada intinya tetep kok.. suplemen bukanlah obat 😀
asli campur aduk… tapi emang kebanyakan orang kl pengen sembuh jadi OD.. misal dosisnya 1 x sehari jadi 3 kali sehari.. biar cepet sembuh kaleee…
@agung
Makanya.. dalam proses penyembuhan juga perlu proses dan sabar.. terburu-buru juga menjadi salah satu aspek yang menyebabkan seseraong susah untuk sembuh.
Hal itu juga berlaku komputer kok 😀