Tadi sore (kamis, 1 Juni 2006) pukul 16.00 secara kebetulan saya mendengar wawancara di radio seputar isyu yang merebak di yang berkaitan dengan gempa. Isyu yang kabarnya berkembang dari sms ini saya sendiri belum mendengar, hanya saja kira-kira isyu itu berisi bahwa merapi akan meledak (ya meledak, bukan meletus 🙂 ) dengan dahsyat, dan gempa susulan yang lebih hebat dari gempa utama.
Dari catatan sejarah Merapi, dalam dua abad terakhir ini, letusan merapi yang paling dahsyat menyebabkan lontaran kerikil paling jauh sejauh 18 Kilometer, jadi sekitar Jalan Kaliurang yang diutara Ring Road yang perlu bersiaga. Sedangkan jarak puncak merapi hingga kota Yogyakarta berkisar 30 Kilometer. Untuk awan panas tercatat paling jauh sejauh 12 Km dan itu pun menyusuri lembah-lembah sungai. Oleh karena catatan rata-rata letusan merapi, maka diputuskan daerah paling berbahaya yaitu yang berjarak kurang lebih 8 Km dari puncak merapi. Kalau saat erupsi pada puncak disertai hujan lebat, maka lembah-lembah sungai di kota Yogyakarta perlu waspada terhadap kerawanan banjir lahar. Untuk hujan abu, mungkin memang dapat mencapai jarak yang sangat jauh (jauhnya seberapa yah? ratusan kilo kah?) karena penyebaran abu erupsi ini tergantung pada banyak faktor. Sampai saat ini, sedikit sekali gempa vulkanik yang dapat dirasakan oleh manusia, gempa vulkanik ini sering dirasakan oleh alat pemantau saja. Gunung Merapi merupakan gunung yang bertipe khusus, bahkan konon kabarnya, gunung yang paling aktiv didunia ini merupakan satu-satunya tipe yang unik ini. Kalau tidak salah mirip dengan gunung berapi di hawaii yang tipe-nya tidak ada yang menyerupai. Keunikan dan keseimbangan dari keaktivan Merapi ini, maka tiap letusannya tidak terlalu besar. Nara sumber pun berpesan jangan membayangkan letusan Merapi akan seperti Krakatau, Tambora, Kelud, dan sebagainya. Letusan Merapi insyaallah labih dapat terprediksi karena merupakan pusat penelitian terhadap gunung aktiv didunia. (maksudnya yang neliti itu orang banyak gitu lho..)
Untuk gempa susulan, tercatat semakin lama semakin mengecil intensitasnya. Gerakan lempeng ini setiap harinya memang selalu bergerak. Apabila gerakan lempeng ini terkunci (ngganjel kalau orang jawa bilang) maka lempeng ini akan menyimpan energi potensial, yang jika suatu saat energi potensial ini akan lepas (ganjelnya ambrol) akan menimbulkan gempa. Dengan pemahaman suatu gerakan yang terganjal itu tadi, maka setelah melepas energi yang tersimpan, lempeng yang bergerak tidak dapat menghasilkan energi potensial baru dalam waktu dekat. Energi ini perlu terkumpul bertahun-tahun untuk menghasilkan gempa yang bisa dibilang dahsyat. Sampai saat ini belum ada ilmuwan yang dapat menentukan di bagian mana lempeng terkunci, dan pada titik kunci itu tersimpan energi potensial seberapa besar, dan seberapa kuat kunci itu mampu menahan energi yang tersimpan.
Nara sumber itupun berpesan, untuk informasi tentang merapi, diharap mengambil informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) dan jika informasi tentang gempa (umumnya tektonik) yaitu dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
Memang… manusia hanya dapat mempelajari dan menyimpulkan berdasarkan data-data yang ada. Secara sunatullah pun, Allah SWT telah mengatur alam sedemikian teraturnya dan menundukkannya dengan aturan yang sangat ketat agar manusia dapat mempelajari ilmu-Nya dan mengambil manfaatnya. Karena kehendak Allah SWT juga alam dapat bertingkah diluar keilmuan manusia, oleh karena itu, mari kita kembali mengingat dan sujud kepada Allah SWT, agar Allah SWT membukakan pintu ilmu-Nya agar manusia dapat lebih bersahabat dengan alam.
catatan penyangkalan (disclaimer note):
Mohon maaf jika artikel ini tidak dapat memberikan pautan yang berarti atau yang dapat memperkuat tulisan saya ini. Artikel ini pun hanya berdasar seingat saya sewaktu mendengar siaran di radio. Saya pun tidak bisa memberikan secara pasti Frekuensi berapa radio itu mengudara, hanya kira-kira pada stasiun radio itu RRI pro-dua atau RRI pro-tiga. Nara sumber dalam wawancara itu disapa dengan nama pak totok, dan mengaku dirinya dari teknik geologi UGM, kalau tidak salah anggota dari kelompon peneleti kebumian, jadi masih punya kaitan terhadap BMG dan BPPTK
Leave a Reply