Saya tadi membaca tulisan di priyadi.net yang berjudul “Razia Perangkat Lunak Bajakan dan Tanggapan Para Pembajak“. Dari tulisan yang dikutip mengatakan bahwa membeli komputer dengan software yang seluruhnya asli, memerlukan biaya sampai puluhan juta rupiah, yang kemudian dikaitkan dengan kemampuan daya beli masyarakat dan akhirnya menjadi ketertinggalan Teknologi Informasi.
Kok.. alasannya masih sama juga yah? perasaan sudah sekitar berbulan-bulan yang lalu saya mendengar alasan itu. Kemudian komunitas-komunitas GNU/Linux pun mulai tampil menyodorkan alternatif murah berupa Perangkat Lunak Bebas dan Open Source. Yang kemudian disusul alasan lain, “wah.. aplikasi ini tidak bisa ini… tidak bisa itu..” padahal yang komentar belum mencoba sendiri me-explore kemampuan si perangkat lunak sudah berpendapat begitu.
Sekarang, coba kita uji secara etika. Misalkan kita membuat suatu produk yang laku dijual (buku, penelitian, desain atau analisis). Kemudian kita berusaha sekuat tenaga agar produk kita tidak dibajak, baik dengan cara di patenkan ataupun diberi penanda-penanda anti-pembajakan. Padahal produk itu dihasilkan dari barang bajakan. Menurut saya, itu suatu yang tidak etis. Kita tidak ingin karya kita dibajak, tetapi proses membuat karya itu dengan barang bajakan.
Pernah hal ini saya tanyakan ke rekan saya yang bekerja di bidang teknik sipil, beliau sering menggunakan perangkat lunak penganalisa struktur bangunan dalam melaksanakan proyek-nya, begini tanggapannya.
wah.. yang buat software ini pasti dapat banyak pahala, karena sudah membantu banyak orang, dan menyalamatkan banyak nyawa dengan analisis struktur bangunannya
Apakah benar begitu? bagaimana jika si developer tidak ikhlas karya-nya digunakan tanpa membayar, apakah ia juga masih mendapat pahala atas ke-tidak-ikhlasan-nya?
Pertanyaanpun saya lanjutkan, jika memang perangkat lunak itu benar-benar bermanfaat, kenapa tidak membeli saja, toh juga akan membantu si developer untuk mengembangkan karyanya menjadi lebih baik.
wah.. mas… kalau mas tahu harga software ini.. mahal sekali mas… padahal saya kan harus memberi makan anak dan istri saya…
Padahal sudah berani pakai untuk proyek, dan saya yakin juga, uang hasil proyek itu juga bukan dalam jumlah kecil bagi saya, dan saya rasa, jika memang beliau ingin serius membeli, saya rasa uang penghasilan dari beberapa proyek sudah cukup untuk mengembalikan uang yang dipakai untuk membeli software tersebut.
Saya mengakui, untuk benar-benar terbebas dalam menggunakan barang bajakan memang sulit. Tapi jika memang berniat mengurangi penggunaannya, itu lebih baik, daripada terus menerus berkutat dengan barang bajakan dan berujar “Lho! yang lain kan juga pake!!” atau “Emang-nya dulu Lo kagak?!!”
Ayo mulai dari diri kita sendiri, mulai dari saat ini, mulai dari yang kecil.
[…] 5, 2009 · No Comments Posting ini saya kutip dari fathirhamdi.wordpress.com . Dari tulisan yang dikutip mengatakan bahwa membeli komputer dengan software yang seluruhnya asli, […]
Berkunjung dan baca infonya, mudah-mudahan bermanfaat bagi banyak orang, sukses ya. I Like Relationship.